Popular Post

Posted by : Unknown Selasa, 10 Desember 2013

BY. Ishak hariyanto
Ketika kita berbicara tentang “Gender” pasti kebanyakan orang mengatakan bahwa gender adalah  identik dengan perempuan atau feminim, yang lemah lembut, cantik, keibuan dan posisinya hanya diam dirumah atau manusia kedua setelah laki-laki, tetapi definisi dan asumsi seperti hanya bagi kalangan yang belum cukup memahami apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan gender. Maka dari itu mari kita melihat definisi menurut para ahli languistik, ilmuan barat dan ilmuan muslim yang ditinjau dari arti katanya agar pengertian gender itu sendiri bisa kita pahami  dan bisa mengambil benang merahnya untuk bisa kita jadikan sebagai khazanah pengetahuan kita.

A.     Pengertian Gender

1). Gender menurut ahli languistik dan tokoh barat
Dalam kamus bahasa inggris yang ditulis oleh (John M. Echols dan Hasan Sadhily 1983).
Kata “Gender” berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin, dan secara umum pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Dalam Women Studies ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks And Gender . Gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan, misalnya perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan.
Sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan, rasional, tetapi ciri-ciri dan sifat itu bisa saling dipertukarkan, misalnya laki-laki lemah lembut ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa, perubahan dan ciri-ciri tersebut dapat terjadi dari tempat ke tempat yang lain.
2). Gender Dalam Islam
Gender dalam konsep Islam berpedoman dalam ayat Al-qur’an yang berbunyi “Sesungguhnya segala sesuatu kami diciptakan dengan Qadar” (Qs. Al-Qamar:49). Menurut para pemikir Islam mengartikan Qadar disini dengan ukuran-ukuran dan sifat-sifat yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT bagi segala sesuatu dan itu dinamakan kudrat, jadi laki-laki dan perempuan sebagai individu dan jenis kelamin memiliki kudratnya masing-masing.
Kudrat yang dimaksud disini adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak dapat disangkal karena tuhan sudah menciptakan antara laki-laki dan perempuan memiliki kudrat masing-masing, perbedaan tersebut paling tidak dari segi biologisnya. Tetapi bagaimana tentang perbedaan perempuan dan laki dalam kacamata Islam, bahwa beberapa statement mengatakan perempuan adalah manusia kedua setelah laki-laki, jadi perempuan dalam konteks sosial tidak layak mendapatkan pendidikan, dan hak-hak pekerjaan.
Dalam konteks Islam, bahwa Islam dalam dunia sosial dan pendidikan mengenal hubungan antara Allah dengan makhluk dan hubungan makhluk dengan sesama makhluk, karena kita adalah social creation yang harus selalu menjaga relationship dengan sebaik-baiknya, karena Islam sebagai pembawa perubahan yang rahmatan lil-alamin yang tidak pernah membedakan kaum feminis dan maskulin, Islam hanya membedakan dalam konteks biologis dan sudah mempunyai kudrat masing-masing disini sejalan dengan ayat Al-qur’an yang artinya “Sesungguhnya aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki dan perempuan” (Qs. Ali Imran: 195). Ini berarti kaum laki-laki dan perempuan sejajar dalam potensi intelektualnya, mereka juga dapat berpikir, mempunyai hak belajar dan kemudian mengamalkan apa yang mereka hayati dari zikir kepada Allah serta apa yang mereka pikirkan dari alam raya ini.
Tetapi bagaimana dengan ayat Al-Qur’an yang berbunyi “Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan” (Qs. An-Nisa’: 34), jadi seolah-olah disini ada derajat yang melekat pada kaum laki-laki karena menjadi pemimpin dan diskriminasi kepada kaum perempuan, tetapi itu hanya keterbatasan pengetahuan kita dalam menafsirkan Al-qur’an. Mengambil pendapatnya Imam Thabary mengatakan bahwa Derajat disini diartikan kelapangan dada suami untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
Dalam konteks ayat Al-qur’an diatas yang mengatakan laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, dalam konteks Islam kata “pemimpin” bukan diartikan sebagai penguasa yang mempunyai kesewenang-wenangan, tetapi pemimpin disini diartikan sebagai pengayom dan saling membantu antara laki-laki dan perempuan karena disatu sisi Allah memerintahkan untuk saling tolong-menolong antara laki-laki dan perempuan dan juga Al-qur’an memerintahkan antara laki-laki dan perempuan atau sepasang suami istri untuk mendiskusikan dan memusyawarahkan persoalan mereka bersama.

A.     Sejarah Femenisme

Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi antara kesamaan hak dan  keadilan dengan laki-laki. Feminisme ini mulai berkembang ketika zaman Renaissance atau zaman pencerahan di Eropa, yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis De Condoreet setelah revolusi Amerika pada tahun 1776 dan revolusi Perancis pada tahun 1792.
Pada saat itu berkembanglah pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung daripada laki-laki dalam relaitas sosial, maka ketika itu semua kalangan perempuan baik kalangan atas, menengah dan bawah tidak memiliki hak-hak dalam mendapatkan pendidikan, berpolitik hak atas milik dan pekerjaan, oleh karena itu kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum.
Pada Tahun 1785 perkumpulan masyarakat ilmiah berkumpul untuk pertama kali didirikan di Middleburg sebuah kota di dekat Belanda.
Feminisme itu dicetuskan pertama kali oleh aktivis Sosial Utopia , yakni sebagai penggagasnya Charles Fourier pada Tahun 1837, pergerakan feminisme ini berpusat di eropa dan berpindah ke Amerika dan terus berkembang pesat sejak dipublikasikan oleh John Stuart Mill “ The Subjection Of Women” pada Tahun 1869, perjuangan itulah yang menjadi feminisme.

Pergerakan kaum feminis ini semakin berkembang ketika pada era liberalisme di eropa dan terjadi revolusi Perancis di abad ke XVIII yang merambah ke Amerika dan seluruh dunia, dari sinilah sejarah feminisme mulai berkembang sampai sekarang.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Jender=> persamaan hak dan peran laki2 & perempuan dalam peranan pablik baik politik, sosial budaya. !

    BalasHapus

- Copyright © FILSAFAT - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -